Masya Allah... Alhamdulillah.. sungguh hanya Allah yang Maha Pemberi Kemudahan dalam segala hal yang saya lakukan. Kalau melihat kemampuan dan keadaan saya saat ini, hhhh, rasanya sangat sangat sangat sulit untuk menyadarkan betapa semua materi dan tantangan dari perkuliahan IIP ini bisa saya jalani. Pertama, manajemen waktu saya masih sangat parah; kedua, keterbatasan gadget untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas-tugas IIP dengan sesegera mungkin; ketiga, pemberlakukan teori Tegas, Tega, Sabar, dan Konsisten (TTSK) yang masih belum tuned in banget ke saya dan anak-anak. Tapi Alhmadulillah, tugas tantangan pada Level 2 ini akhirnya bisa saya lewati dan taraaaa... inilah apresiasi yang diberikan oleh IIP kepada saya, Badge Yes, I Can!!
Pada dasarnya, manusia itu suka kalau diberikan apresiasi atas apa yang sudah dilakukannya. Dan bukan hal yang tidak mungkin kalau apresiasi itu bisa menambah semangatnya untuk melakukan yang lebih baik lagi. Itulah perasaan yang saya rasakan saat ini. Setiap kali selesai tantangan di IIP dan saya mendapatkan Badge, ada suatu rasa bangga dan senang sekali. Padahal mah kalau dipikir, apresiasinya bukan yang muluk-muluk, tapi ketika selesai mengerjakan tantangan tepat waktu, dan saya yakin tepat waktu, itu ada perasaan yang menunggu-nunggu untuk dikirimin badge oleh fasilitator. Hehehe.
Dan ini badge kedua saya dalam tantangan #MelatihKemandirian. Sebenarnya yang saya harapkan adalah badge yang satunya lagi, yaitu badge yang didapatkan kalau melaporkan dan mengumpulkan tantangan secara berturut-turut selama 10 hari. Tapi sayang, karena keterbatasan kemampuan gadget saya, makanya badge itu tidak bisa saya raih. Semoga di tantangan berikutnya, saya bisa lebih memaksimalkan dan mengoptimalkan kemampuan diri saya untuk bisa meraih badge yang terbaik.
Dalam mengerjakan tantangan IIP di Level2 ini, banyaaaaak sekali perasaan dan kesadaran yang saya dapatkan. Dari awalnya saya merasa sangat tertantang di permulaan tantangan, sampai merasa hopeless karena hal yang dilakukan anak-anak tidak sesuai target, sampai akhirnya merasa ok, i can do it di akhir tantangan, yaitu ketika keyakinan saya kembali mengingatkan saya: kamu adalah bunda untuk anak-anakmu, Allah tidak salah menempatkanmu sebagai bunda mereka, pun mereka sebagai anak-anakmu, kamu pasti bisa, BISMILLAH.Dan yup, akhirnya di sinilah saya, dengan kesadaran yang bertambah bahwa pencatatan setiap detil pertumbuhan dan perkembangan itu sangatlah penting. Walaupun tidak ada ajang perlombaan pengumpulan portofolio anak tingkat dunia; tapi semua catatan pertumbuhan dan perkembangan anak, yang nantinya bisa dimasukkan ke dalam portofolio mereka, akan menjadi catatan bersejarah bagi anak-anak saya. Hal yang saya harapkan adalah, kelak ketika mereka dewasa nanti dan mereka menjadi orang yang mendunia dalam bidang akhirat, maka catatan-catatan kecil saya yang akan menjadi pengingat mereka, bahwa ada Allah yang Maha Mencatat setiap yang mereka lakukan. Ibaratnya, kalau saya, yang manusia biasa saja bisa mencatat satu per satu perkembangan mereka; apalagi Allah yang Maha Segalanya, pasti sangat tepat dan sangaaat teliti lagi pencatatan-Nya. Amiin.
Tangerang, 16 Maret 2017
Diiringi oleh adzan subuh.
No comments:
Post a Comment